Potensi Biji Bitung (Barringtonia asiatica) Sebagai pestisida nabati

Indonesia memiiliki flora yang sangat beragam. Beberapa diantaranya merupakan sumber bahan insektisida yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Laporan dari berbagai provinsi di Indonesia terdapat lebih dari 40 jenis tumbuhan berpotensi sebagai insektisida nabati.( Syahputra, 2001).

Insektisida nabati sebenarnya bukan hal yang baru, tetapi sudah lama digunakan bahkan sama tuanya dengan pertanian itu sendiri. Sejak pertanian masih dilakukan secara tradisional, petani di seluruh belahan dunia telah terbiasa memakai bahan yang tersedia di alam untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Usaha pengembangan insektisida yang berasal dari tumbuhan masih terus dilakukan sampai sekarang. Salah satu tumbuhan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai insektisida nabati yaitu Barringtonia asiatica (L) Kurz dengan nama umum “sea poison tree atau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan bitung (Ecology & Evolutinonary Biology Greenhouse (EEBG), 2006)

Di beberapa tempat B. asiatica digunakan sebagai obat tradisional dan racun ikan. Senyawa aktif yang terkandung dalam B. asiatica yang dapat menyebabkan keracunan pada ikan adalah kelompok senyawa saponin (Tan, 2002 ; EEBG, 2006). Salah satu senyawa saponin yang bersifat sebagai racun ikan paling aktif dari ekstrak B. asiatica adalah ranunkosida VIII (Burton et al, 2003).

Bagian yang sering dimanfaatkan dari tanaman B. asiatica ini adalah biji dan daun. Biji tanaman ini biasanya dapat langsung digunakan sebagai insektisida nabati dengan dicampur pelarut atau dikeringkan terlebih dahulu kemudian dibuat tepung ( kardianan, 2005 ).