Nama umum / nama daerah : Ulat buah
Helicoverpa armigera merupakan family Noctuide. Telur berwarna putih kemudian berubah menjadi coklat (Gambar 1). Larva (Gambar 2) terdari dari enam instar. Instar pertama berukuran 1-3 mm dengan warna kepala coklat kehitaman atau kuning keputihan. Tubuh berwana gelap. Instar kedua memilki panjang 4-7 mm, instar tiga 8-13 mm, instar empat 14-23 mm, instar lima 24-28 mm, dan instar enam 29-30+ mm. Pupa berwarna coklat dan berbentuk oval . Imago memilki rentang sayap 30-45 mm,sayap depan berwarna coklat atau coklat kemerahan. Sayap belakang berwarna pucat dengan margin terluar gelap.
Suhu optimum H.armigera adalaah 25ºC. H.armigera meletakan telur pada daun dan bunga secara sendiri-sendiri atau berkelompok. Setelah 4-6 hari telur menetas. Larva memakan daun, dan buah. Stadia larva berlangsung selama 14 hari yang terdiri dari enam larva. Larva yang menyerang buah cabai menggorok ke dalam buah. Setelah itu larva menuju tanah den masuk ke dalam tanah sedalam 10 cm. Stadia pupa berlangsung selama 10-12 hari. Imago mampu hidup selama 10 hari. H.armigera dapat meletakan 1000 telur selama hidupnya. Imago mengkonsumsi nektar untuk kebutuhan pakannya.
Gejala :
Pada cabai gejala yang mencolok terlihat pada buah. Buah menjadi berlubang. Larva yang telah menetas bergerak menuju buah cabai.Lalu menggorok ke dalam buah. Larva melubangi buah dekat dengan tangkai buah . Lubang yang dihasilkan lama-kelamaan berwarna hitam pada lingkaran luar . Pada bagian dalam buah terdapat kotoran dari larva .
Pengendalian :
1.Pengendalian Secara Mekanis
Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan sanitasi buah cabai dan bagian tanaman yang terinvestasi H.armigera (telur dan larva). Bagian tanaman yang di ambil di bakar.
2. Pengendalian Secara Biologi
Pengendalian secara biologi dapat dilakukan dengan memanfaatkan parasitoid dan entomopathogen. Parasitoid yang dapat dimanfaatkan diantara lain adalah Microplitis, Trichogramma dan Telenomus, Netelia, Heteropelma dan Ichneumon. Parasitoid tersebut memparisiti larva dan pupa H.armigera. Entomopathogen yang dapat dimanfaatkan adalah nucleopolyhedrovirus (NPV). NPV diaplikasikan dengan disemprotkan ke tanaman dengan dosis 250-500ml (1ml/litre)/hektar 2-3 kali dengan interval 10 hari. Penyemprotan dilakukan pada malam hari.Selain itu dapat memanfaatkan Bakteri berspora Bacilus thuringensis dan jamur metarizium.
3.Pengendalian Kimiawi
Pengendalian kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan feromon sex sintetik. H.armigera yang tertarik adalah Imago jantan. Feromon sex berbentuk seperti karet. Feromon tersebut dimasukan kedalam suatu tempat Yang di bagian dasarnya terdapat air atau insektisida.
Pengendalian dengan menggunakan insektisida nabati dapat digunakan Neem oil, karena neem oil bersifat sistemik terhadap tanaman. Neem oil bekerja dengan menghambat hormon ecdyson yang berperan dalam penggatian kulit serangga. Bila serangan sudah sangat berat dapat digunakan insektisida sintetik sistemik seperti karbofuran.
DAFTAR PUSTAKA
Kalshoven. L.G.E. 1981. Pest of Crops in Indonesia. PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. Jakarta.
Parker, B. 1995. Insect Pests of Selected Vegetables in Tropical and Subtropical Asia.
www.infonetbiovision.org
www-staff.it.uts.edu.au
No comments:
Post a Comment