Kegiatan pasca panen bertujuan untuk mempertahankan mutu produk segar agar tetap prima sampai ketangan konsumen, menekan kehilangan panyusutan dan keruksakan, memperpanjang daya simpan dan meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian. Diperkirakan kehilangan hasil sayuran masih relative tiggi sekitar 20%. Kegiatan penganan pasca panen umumnya belum cukup baik dilakukan oleh petani, packing house, maupun pedangang. Saat ini khususnya dikalangan petani masih dilakukan secara tradisional, dengan alat yang sederhana.
Pasca panen merupakan salah satu kegiatan penting dalam menunjang keberhasilan agribisnis. Meskipun hasil panennya melimpah dan baik, tanpa penanganan pasca panen yang benar maka resiko kerusakan dan menurunnya mutu produk akan sangat besar. Seperti kita ketahui bahwa barang pertanian bersifat mudah rusak, , mudah busuk, tidak dan tahan lama sehingga pemasarannya sangat terbatas dalam waktu maupun jangkauan pasarnya, sehingga butuh penanganan pasca panen yang baik dan benar.
Sangat penting untuk mengetahui karakteristik penting produk pascapanen sayuaran, karena bahan tersebut masih hidup dan masih melanjutkan fungsi metabolisme. Akan tetapi metabolisme tidak sama dengan tanaman induknya yang tumbuh dengan lingkungan aslinya, karena produk yang telah dipanen mengalami berbagai bentuk stress seperti hilangnya suplai nutrisi, proses panen sering menimbulkan pelukaan berarti, pengemasan dan transportasi dapat menimbulkan kerusakan mekanis lebih lanjut, orientasi gravitasi dari produk pascapanen umumnya sangat berbeda dengan kondisi alamiahnya, hambatan ketersediaan CO2 dan O2, hambatan regim suhu dan sebagainya. Sehingga secara keseluruhan bahan hidup sayuran pascapanen dapat dikatakan mengalami berbagai perlakuan yang menyakitkan selama hidup pascapanennya. Oleh karena itu pengelolaan tanaman secara terpadu pada komoditi sayuran disertai teknologi panen dan penganan pasca panen merupakan salah satu unsur yang dilakukan untuk mencapai mutu yang baik.
No comments:
Post a Comment