Penanaman tanaman penutup tanah (cover crop) sebelum
maupun setelah bibit kelapa sawit ditanam bertujuan untuk menekan perkembangan
gulma, mengurangi biaya penyiangan, mengurangi erosi, menambah bahan organik
tanah, menjaga kelembaban tanah, memperbaiki aerasi dan meningkatkan cadangan
unsur hara terutama melalui fiksasi Nitrogen bebas dari udara dan
mentransformasikannya menjadi bentuk tersedia. Jenis tanaman penutup tanah yang
memenuhi tujuan tersebut adalah tanaman jenis kacangan (Leguminosae) menjalar. Selain kacangan, dikenal pula jenis rumput
lunak menjalar yang dapat menutup tanah namun fungsinya tidak sebaik jenis
tanaman kacangan.
Kacangan
penutup tanah ditanam pada lahan terbuka di anatara jalur penimbunan kayu.
Bahan yang digunakan yaitu beberapa jenis benih kacangan dengan daya tumbuh
minimal 90%. Kacangan ditanam 2-3 baris di antara jalur tanam. Setelah 3 bulan,
lahan tertutup oleh kacangan dengan tingkat penutupan 75%.
Kacang-kacangan yang digunakan sebagai tanaman penutup
tanah hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- - sistem perakarannya tidak mengganggu tanaman
utama.
- - bukan merupakan pesaing berat bagi
tanaman utama dalam serapan hara maupun air.
- - mudah diperbanyak baik secara vegetatif
maupun generatif.
- - pertumbuhannya cepat dan berpotensi
menekan gulma.
- menghasilkan bahan organik yang tinggi,
baik pada saat mendapat sinar matahari penuh maupun di bawah naungan.
-
- tahan terhadap hama, penyakit dan
kekeringan serta bukan merupakan tanaman inang bagi hama dan penyakit tanaman
utama.
Pertumbuhan panjang Mucuna
bracteata mencapai 20cm setiap hari
atau 1,4m setiap minggu. Hali ini dapat mengganggu pertumbuhan tanaman sawit
pada TBM (Tanaman belum Menghasilkan).
Untuk itu perlu adanya rotasi penyiangan secara rutin agar lebih afektif
dan efisien. Penyiangan yang dilakukan
dengan mambuang semua gulma dari permukaan tanah, sehingga piringan benar-benar
bersih. Pengawasan yang teliti menjadi faktor penting untuk keberhasilan penyiangan.
No comments:
Post a Comment