Rattus argentiventer atau biasa disebut dengan tikus sawah merupakan hama utama pada komoditas padi karena manyebabkan tingkat kerusakan yang tinggi. Populasi dari tikus yang sulit untuk di kendalikan termasuk masalah yang menjadi banyak terjadi. Rata-rata tingkat kerusakan pada tanaman padi yang diakibatkan serangan hama tikus sawah mencapai 17% per tahun (BB padi). Hama tikus sawah ini benar-benar menjadi momok bagi para petani khususnya petani padi. Bahkan kini tikus-tikus ini tidak hanya menyerang tanaman padi saja, tetapi juga telah berani merusak tanaman hortikultura lain dan palawija seperti melon, semangka, jagung, kacang dan lain-lain.
Setidaknya
ada sembilan cara pengendalian hama tikus sawah, yaitu
1.
Pertama, tanam dan panen serempak.
2.
Cara kedua adalah Sanitasi habitat.
3.
Cara yang ketiga adalah Gerakan bersama (gropyokan
massal). Gerakan ini dilakukan serentak pada awal tanam melibatkan seluruh
petani.
4.
Keempat, lakukan Fumugasi/pengemposan.
5.
Selain itu, dapat menerapan Trap Barrier System
(TBS).
6.
Cara lainnya ialah Penerapan Linier Trap Barrier
System (LTBS).
7.
Cara lainnya ialah dengan memanfaatan musuh alami.
Cara termudah ini adalah dengan tidak mengganggu atau membunuh musuh alami
tikus sawah, khususnya pemangsa, seperti burung hantu, burung elang, kucing,
ular tikus, dan lain-lain.
8.
Rodentisida, yang merupakan cara kedelapan ini,
digunakan hanya apabila populasi tikus sangat tinggi terutama pada saat bera
atau awal tanam. Penggunaan rodentisida harus sesuai dosis anjuran.
9.
Terakhir, cara pengendalian lokal lainnya dengan
memanfaatkan cara pengendalian tikus yanga biasa digunakan petani setempat,
seperti penggenangan sarang tikus, penjaringan, pemerangkapan, bunyi-bunyian,
dan cara-cara lainnya.
Sebagai pengendalian tikus ini banyak yang
menggunakan pengendalian secara kimiawi seperti penggunaan rodentisida,
atraktan, dan juga repelent. Dari ketiga itu yang ramah lingkungan adalah
penggunaan rodentisida dari bahan alam, atraktan, dan repelent. Repelent akan
membantu mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh tikus karena tikus akan
menjauhi sumber dari repelnt tersebut. Musuh alami dari tikus antara lain
burung hantu, burung elang, kucing, ular tikus, dan lain-lain. Dari
masing-masing predator yaitu kata lain bagi musuh alami ini ternyata memiliki
“Odor Predator” atau bau predator yang di takuti oleh “yang dimangsanya”.
No comments:
Post a Comment