Dari segi racunnya pestisida dapat dibedakan atas:
1. Racun sistemik, artinya dapat diserap melalui system organisme misalnya melalui akar atau daun kemudian diserap ke dalam jaringan tanaman yang akan bersentuhan atau dimakan oleh hama sehingga mengakibatkan peracunan bagi hama.
2. Racun kontak, langsung dapat menyerap melalui kulit pada saat pemberian insektisida atau dapat pula serangga target kemudian kena sisa insektisida (residu) insektisida beberapa waktu setelah penyemprotan.
Formulasi pestisida Pestisida dalam bentuk teknis (technical grade) sebelum digunakan perlu diformulasikan dahulu. Formulasi pestisida merupakan pengolahan (processing) yang ditujukan untuk meningkatkan sifat-sifat yang berhubungan dengan keamanan, penyimpanan, penanganan (handling), penggunaan, dan keefektifan pestisida. Pestisida yang dijual telah diformulasikan sehingga untuk penggunaannya pemakai tinggal mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan dalam manual. Formulasi insektisida yang digunakan dalam pengawetan kayu dan pengendalian hama hasil hutan pada umumnya adalah dalam bentuk:
Macam - Macam Formulasi Pestisida
1. Emulsifiable / emulsible concentrates (EC)
EC (emulsible atau emulsifiable concentrates) adalah larutan pekat pestisida yang diberi emulsifier (bahan pengemulsi) untuk memudahkan penyampurannya yaitu agar terjadi suspensi dari butiran-butiran kecil minyak dalam air. Suspensi minyak dalam air ini merupakan emulsi. Bahan pengemulsi adalah sejenis detergen (sabun) yang menyebabkan penyebaran butir-butir kecil minyak secara menyeluruh dalam air pengencer. Secara tradisional insektisida digunakan dengan cara penyemprotan bahan racun yang diencerkan dalam air, minyak, suspensi air, dusting, dan butiran. Penyemprotan merupakan cara yang paling umum, mencakup 75 % dari seluruh pemakaian insektisida, yang sebagian besar berasal dari formulasi Emulsible Concentrates. Bila partikel air diencerkan dalam minyak (kebalikan dari emulsi) maka hal ini disebut emulsi invert. EC yang telah diencerkan dan diaduk hendaknya tidak mengandung gumpalan atau endapan setelah 24 jam.
2. Water miscible liquids (S)
S (solution, larutan dalam air) merupakan larutan garam dalam air atau campuran yang jernih walaupun semula mengandung cairan lain misalnya alkohol yang dapat bercampur dengan air.
- Water soluble concentrates (WSC)
- Soluble concentrates (SC)
- Wettable powder (WP)
- Flowable suspension (F)
- Water soluble powders (SP)
- Ultra Low Volume Concentrates (ULV)
3. Dalam bentuk Dusts (D)
Dusts (D) : Dusts, debu, tepung atau bubuk – merupakanformulasi pestisida yang paling sederhana dan yang paling mudah untuk digunakan. Contoh paling sederhana dari dust yang tidak di “encerkan” adalah tepung belerang yang digunakan untuk menekan hampi semua populasi serangga. Rayap Cryptotermes dapat dikendalikan populasinya dengan dusting.
- Racun dust yang tidak diencerkan, misalnya langsung dioleskan pada bagian tiang yang akan ditanam (direct dust admixture)
- Racun dengan pengencer aktif, misalnya belerang
- Racun dengan pengencer inert, misalnya pyrophyllite
4. Fumigan misalnya kloropikrin untuk Cryptotermes
5. Umpan (baits)
No comments:
Post a Comment